Jenis-jenis Dok Kapal dan Kelebihannya untuk Industri Galangan di Indonesia
Ketersediaan fasilitas docking menjadi salah satu faktor penentu kualitas dan efisiensi pekerjaan perawatan serta pembangunan kapal. Di tengah pertumbuhan industri maritim nasional, pemahaman tentang jenis dok kapal menjadi penting, baik bagi pemilik kapal, operator pelabuhan, maupun pelaku industri galangan kapal.
Sebagai salah satu penyedia dok kapal Sumatera Selatan, KPS Shipyard hadir dengan berbagai fasilitas dan infrastruktur docking yang mendukung proses docking secara efisien dan aman. Melalui artikel ini, kami akan membahas jenis-jenis dok kapal serta kelebihan masing-masing untuk pengembangan galangan kapal di Indonesia
Dengan adanya dok, memungkinkan bagian bawah lambung kapal yang biasanya terendam air dapat diakses untuk perbaikan, pembersihan, dan pengecatan. Setiap galangan kapal memiliki pertimbangan tersendiri dalam memilih jenis dok yang digunakan, tergantung pada jenis kapal yang dilayani, volume pekerjaan, serta lokasi galangan tersebut.

Jenis Dok Kapal yang Umum Digunakan
1. Dry Dock (Dok Kering)
Dry dock adalah kolam atau ruang besar yang dapat dikeringkan
setelah kapal masuk ke dalamnya. Dok jenis ini bersifat
permanen, biasanya dibangun dengan beton bertulang dan
dilengkapi pintu dok (caisson) yang menahan air laut. Dry dock
juga banyak digunakan di galangan kapal besar di Indonesia.
Kelebihan dry dock:
- Memberikan akses penuh ke bagian bawah kapal
- Stabil dan cocok untuk pekerjaan jangka panjang
- Lebih aman untuk kapal besar dan berat
- Ideal untuk pembangunan kapal baru dari dasar
2. Floating Dock (Dok Apung)
Floating dock adalah struktur terapung yang dapat ditenggelamkan
sebagian untuk mengangkat kapal dari air. Setelah kapal berada
di posisi tengah dok, air di ruang ballast dikuras sehingga
kapal dan dok terangkat bersama-sama ke permukaan.
Kelebihan floating dock:
- Fleksibel dan dapat dipindahkan
ke lokasi lain
- Biaya konstruksi dan instalasi lebih rendah dibanding dry dock
- Cocok untuk galangan kapal dengan keterbatasan lahan
- Proses docking dan undocking relatif cepat Perbandingan dry
dock vs floating dock sering menjadi pertimbangan utama bagi
galangan kapal baru atau yang ingin meningkatkan kapasitas
layanan docking-nya.
3. Graving Dock
Graving dock merupakan bentuk lain dari dry dock, namun dibangun
di dalam tanah dan permanen. Biasanya digunakan untuk
kapal-kapal besar seperti tanker, kapal kontainer, atau kapal
militer.
Kelebihan graving dock:
- Sangat kuat dan tahan lama
- Dapat digunakan untuk kapal berukuran ekstra besar
- Stabil meskipun digunakan dalam jangka panjang Namun, biaya
pembangunan dan pemeliharaannya tinggi, sehingga umumnya hanya
dimiliki oleh galangan besar atau negara.
4. Syncrolift
Syncrolift adalah platform hidrolik horizontal yang dapat
mengangkat kapal dari air dan memindahkannya ke atas daratan
melalui sistem rel. Meskipun jarang digunakan di Indonesia,
teknologi ini sangat efisien untuk galangan dengan volume
pekerjaan tinggi.
Kelebihan syncrolift:
- Proses pengangkatan sangat cepat
- Menghemat ruang karena kapal dapat dipindahkan setelah
diangkat
- Efisien untuk perawatan kapal kecil hingga menengah
Menentukan Jenis Dok Kapal yang Tepat: Pertimbangan Galangan
Lokal
Bagi galangan kapal di wilayah seperti Sumatera Selatan, memilih
jenis dok yang tepat sangat dipengaruhi oleh karakteristik
lokasi dan kebutuhan industri maritim setempat. Memahami jenis
dok kapal dan keunggulannya sangat penting dalam mendukung
keberhasilan industri galangan kapal. Baik dry dock vs floating
dock, masing-masing memiliki peran strategis tergantung pada
kebutuhan dan karakteristik galangan.